Minggu, 16 Februari 2014

Metode hidroponik


a. Hidroponik Substrat
Karakteristik:
Sistem hidroponik substrat merupakan metode budidaya tanaman dimana akar tanaman tumbuh pada media porus selain tanah yang dialiri larutan nutrisi sehingga memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi, dan oksigen secara cukup.
- dapat menyerap dan menghantarkan air
- tidak mempengaruhi pH air
- tidak berubah warna
- tidak mudah lapuk
Teknik:
- Memilih substrat yang sesuai dengan tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya: arang sekam, pasir, pecahan batu bata
- Bila menggunakan lebih dari satu macam substrat, maka harus dilakukan perbandingan yang sesuai. Misalnya sustrat pasir dan arang sekam dengan perbandingan 1:1
- Memasukkan substrat pada pot/polybag
- Menanam bibit tanaman yang disediakan pada pot/polybag
- Merendam pot/polybag tersebut dalam wadah yang berisi nutrisi sedalam ± 5 cm
Kelebihan:
- Tanaman dapat berdiri lebih tegak
- Kebutuhan nutrisi mudah untuk dipantau
- Biaya operasional tidak terlalu besar
Kekurangan:
- Populasi tanaman tidak terlalu banyak
- Terlalu banyak menggunakan wadah
- Mudah ditumbuhi lumut
Disebut rakit apung karena cara penanamannya dengan cara diapungkan diatas larutan nutrisi. Sebagi pengapung digunakan styrofoam. Hidroponik dengan cara ini dapat diterapkan oleh siap saja karena sangat mudah. Tanaman dapat ditempatkan dimana saja, yang penting pada saat hujan tanaman tidak kehujanan. Kalau kehujanan larutan nutrisi akan menjadi lebih encer dari yang seharusnya. Sebagaimana sudah diketahui bahwa untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan sinar matahari. Dalam satu hari tanaman minimal membutuhkan 5 jam penyinaran tetapi dengan intensitas yang rendah. Sinar matahari yang terik tidak baik untuk tanaman.
Tanaman yang cocok ditanam dengan teknologi ini adalah tanaman sayuran daun seperti selada, pakcoy, caisim, bayam, kangkung dan sebagainya. Menurut standar FAO, kebutuhan sayuran adalah 65 kg/kapita/tahun. Adapun konsumsi rata-rata orang Indonesia adalah baru 34,5 kg/kapita/tahun.
Gambar dan penjelasana dibawah ini diharapkan dapat membantu Anda menjadi lebih mudah memahami teknologi hidroponik rakit apung.
Tanaman caisim pada umum 20 hari, ditanam dengan sistem hidroponik rakit apung. Tempat penanaman menggunakan bak kayu yang berukuran (p x l x t ) 50 cm x 50 cm x 15 cm. Agar tidak bocor bak kayu dilapisi dengan plastik.
 Tanaman selada merah siap dipanen setelah berumur 30 hari dari saat tanam, ditanam dengan sistem hidroponik rakit apung. Tempat penanaman menggunakan bak kayu yang berukuran (p x l x t ) 50 cm x 50 cm x 15 cm. Agar tidak bocor bak kayu dilapisi dengan plastik.
Untuk menghindari dari gangguan keong atau bekicot, bak tanam ditempatkan diatas rak. Ketinggian reak disesuaikan dengan kebutuhan. untuk kenyamanan kerja tinggi rak sekitar 80 cm.
Pada sistim hidroponik rakit apung, media yang digunakan adalah air yang mengandung unsur hara. Dalam dunia hidroponik biasa disebut larutan nutrisi. Larutan nutrisi ini mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro. Larutan nutrisi ini dapat dibuat sendiri, tetapi untuk mendapatkan bahan-bahannnya terkadang tidak selalu tersedia, oleh sebab itu para peminat hidroponik untuk skala hobi sebih suka menggunakan pupuk hidroponik yang sudah jadi, Misalnya FERTI-MIX

Contoh pupuk hidroponik siap pakai. Pupuk hidroponik selalu terdiri dari dua bagian yaitu bagian A dan bagian B. Pembagian ini harus dilakukan karena pada masing-masing bagian mengadung unsur hara yang tidak boleh tercampur dalam keadaan pekat. Bila tercampur maka akan terjadi endapan. Pencapuran hanya boleh dilakukan dalam kondisi yang sangat encer yang siap diberikan ke tanaman.
Satu paket FERTI-MIX untuk paket hobi setara dengan 1.000 liter larutan nutrisi siap pakai. Sedangkan untuk paket profesional setara dengan 18.000 liter.
Pada hari pertama sampai hari ketiga, tempat persemaian ditutup dengan plastik agar udara di dalamnya menjadi hangat sehingga benih akan lebih cepat berkecambah. Setelah benih tumbuh menjadi kecambah yang ditandai dengan munculnya bakal daun, plastik penutup harus dibuang. Agar tidak terjadi etiolasi (bibit tumbuh menjadi panjang tapi kurus) pesemaian harus mendapat sinar matahari yang cukup, namun harus dihindari terkena sinar matahari langsung.
Sebelum bibit dipindahkan ke bak penanam, terlebih dahulu harus disiapkan styrofoam yang sudah dilubangi dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran media semai (Ukuran media semai 1.5 cm x 1.5 cm x 1.5 cm). Bentuk lubang tanam pada styrofoam tidak harus segi empat seperti bentuk media semai, melainkan cukup berbentuk bulatan. Lubang tanam bisa dibuat dengan menggunakan pipa PVC 1/2". Agar hasilnya bagus, pinggiran lubang mulus, pipa ditekan sambil diputar. Jarak antar lubang tanam pada styrofoam 15 cm x 15 cm. Jarak ini tergantung pada lebar tajukan tanam. Sedangkan ukuran styrofoan disesuaikan dengan ukuran bak tanam. Tebal styrofoam sebaiknya 1.5 - 2 cm. Kalau tipis akan mudah patah pada saat diangkat.
Bibit caisim umur 7 hari yang siap dipindahkan ke lubang tanam pada styrofoam
Pemindahan bibit tanaman ke styrofoam
Media tanam / semai berupa rockwool yang belum dipotong dan disebut slab rockwool. Slab rockwool berukuran 100 cm x 150 cm x 75 cm. Rockwool ini terbuat dari batuan vulcanic. Batuan ini dipanaskan pada suhu 1600 derajat Celcium sehingga meleleh seperti lava. Dalam bentuk lava ini disentrifugal sehingga keluar serat-serat. Kumpulan serat-serat inilah yang menjadi rockwool. Selintas nampak seperti busa.
Slab rockwool yang sudah dipotong untuk dijadikan media semai. Satu bantang slab rockwool dapat menghasilkan 1500 - 2000 biji media semai. Satu biji media semai ditanami dengan satu benih

c. NFT (Nutrient Film Technique)
Karakteristik:
Hidroponik sistem NFT merupakan salah satu sistem hidroponik dengan mempergunakan air sebagai medianya, yaitu air yang sudah mengandung larutan nutrien atau pupuk dialirkan selama 24 jam atau dengan menentukan jangka waktu tertentu. Akar tanaman terendam sebagian dalam air tersebut sedalam lebih kurang 3 mm (mirip film). Dengan teknik ini reaksi tanaman terhadap perubahan formula pupuk dapat segera terlihat. Air yang mengandung pupuk dialirkan dengan bantuan pompa listrik, jadi listrik harus tersuplai selama 24 jam.
Teknik:
- Menyiapkan bibit tanaman berumur sekitar 2 minggu
- Menyiapkan rangkaian alat NFT
- Memberi substrat (kerikil, pecahan batu bata, kertas) di dalam talang
- Menyalakan pompa air pemompa larutan nutrisi
- Melubangi sterofoam sesuai jarak tanam
- Menempatkan tanaman pada lubang sterofoam dengan dibalut spon terlebih dahulu agar tidak lepas dari lubang
- Meletakkan sterofoam pada talang rangakaian NFT tersebut
Skema:
Rangkaian peralatan NFT terdiri dari:
- Pipa pralon
- Besi penyangga
- Pompa air
- Talang
Besi penyangga dibentuk seperti rak dengan kemiringan 5%. Kemudian talang ditempatkan pada besi penyangga tersebut. Pada ujung talang yang berada di bawah diberi lubang keluarnya nutrisi. Pralon disambungakan dengan pompa hingga ujung talang yang berada di atas. Pipa pralon yang di atas berfungsi sebagai pemasok nutrisi sehingga dibuat horisontal yang berlubang-lubang seperti air mancur, satu talang terdapat satu pancuran nutrisi. Pompa berada pada bak penampung keluarnya nutrisi dari talang.
Kelebihan:
-          Pertumbuhan tanaman lebih baik, karena terdapat sirkulasi yang baik pada bagian akar
-          Penggunaan nutrisi lebih efisien
Kekurangan:
- Tidak cocok digunakan pada daerah yang belum dialiri listrik
- Memerlukan tenaga ahli
- Memerlukan kecermatan dan pemantauan aliran nutrisi
- Butuh supplai listrik terus menerus
- Bila terjadi infeksi penyakit terhadap satu tanaman, maka seluruh tanaman akan tertular dalam waktu singkat.
 - Butuh investasi awal besar

D. Aeroponik
 Karakteristik:
Aeroponik merupakan cara bercocok tanam dimana akar tanaman tergantung di udara dan disemprot dengan larutan nutrisi secara terus menerus.
E. Kultur Air
Metode kultur air atau dikenal pula sebagai nutriculture atau aquaculture adalah metode menumbuhkan tanaman dengan air. Air sebagai media tanam diisikan dalam wadah seperti stoples atau tabung kaca yang telah dicampur larutan pupuk atau mineral, kemudian akar tanaman direndam kedalam larutan tersebut. Metode air bertindak sebagai pensuplai kebutuhan tanaman akan makanan. Cara ini hanya cocok untuk menumbuhkan tanaman, khususnya tanaman  hias untuk pajangan ruang tamu dan tergolong memerlukan biaya yang relatif mahal.
F.Kultur Porus
Metode kultur porrus atau agregat adalah cara bertanam dengan menggunakan pasir, kerikil, pecahan genteng dan bata, serbuk kayu dan lain-lain untuk tempat tanaman tumbuh. Pasir kali juga bisa dipakai sebagai media, namun lebih baik jika pasir kali telah disterilkan melalui pemanasan antara 100-150derajat celcius, untuk membunuh hama yang terkandung dalam pasir kali. Pasir yang bertindak sebagai media tumbuhan akan memerangkap nutrisi tanaman sehingga dapat diserap akar.. Bila ingin menanam dalam jumlah banyak dalam satu kontainer atau wadah atau petakan di dalam areal yang lebih luas, metode ini lebih menguntungkan. Selain bahan tersebut air yang mengandung pupuk/mineral juga sangat diperlukan untuk tetap menjaga kelembaban pasir, jadi harus lebih sering disiram.

PROFIL BLOGGER


Profil my blog
Salam kenal para pengunjung blog, nama saya SOFIYANTO, pada saat ini saya masih SMK kelas 3 di salah satu sekolah faforit di temanggung yaitu SMK N 1 ( STM PEMBANGUNANAN ) TEMANGGUNG. Sebelumnya saya Cuma iseng ngeposting beberapa artikel, memang sebelumnya Cuma untuk tuntutan mata pelajaran, tapi pada akhirnya saya senang untuk ngeposting artikel maupun tulisan-tulisan yg mungkin akan berguna bagi kita semua, memang untuk sekarang hanya artikel-artikel yg berkaitan dengan kejuruaan saya yaitu AGRONOMI, tapi tenang saja mungkin nanti saya akan ngeposting artikel-artikel pengetahuan umum yg lainnya yg penting sopan dan pastinya akan bermanfaat.
Menulis blog sejatinya saya manfaatkan untuk berbagi pengalaman, menambah teman dan melatih kemampuan saya dalam menulis. Jika ada kata-kata yang tidak berkenan dalam blog ini saya siap menerima masukkan apapun dari para pembaca sekalian. Selain via blog, jika ada yang ingin ditanyakan tentang konten blog ini silahkan mengirimkan email ke sofiyantostemba@yahoo.co.id
Akhir kata, besar harapan saya mudah-mudahan blog ini dapat bermanfaat untuk para pengunjung sekalian.
Salam kenal para pengunjung . . .

Minggu, 09 Februari 2014

proposal usaha mentimun 500 pohon



PROPOSAL USAHA
Budidaya mentimun
(Cucumis Sativus)















 

















Disusun oleh:

1.    Sofiyanto                 (05)
2.    Roiful Aziz              (06)
3.    Wisnu hinayuan      (13)
4.    Luthfi Septiyadi      (16)
5.    Danisha Alfathoni   (27)

Kelas: 3 Agronomi 4


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TEMANGGUNG

SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Jl. Kadar Maron, Kotak pos 104, Telp/fax (0293)4901639,Temanggung 56221
2013/2014
LEMBAR PENGESAHAN




Telah diteliti dan disahkan proposal budidaya mentimun (Cucumis sativus) oleh tim pembina dan pembimbing , tugas penyusunan proposal usaha SMK NEGERI 1 TEMANGGUNG pada:
Hari                 :
Tanggal           :
Tempat            :
Pembimbing I  :





KetuaProgram Keahlian                                                                           Mengetahui
AgribisnisTanaman Perkebunan                                                          Ketua penyusunan




Ir.CondroProbosiwi                                                                                   Sofiyanto
NIP.19640616199802 1 001                                                                     NIS. 7680























KATA PENGANTAR

Assalammu alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga kami ( penulis ) dapat menyusun proposal Bududaya Mentimun dengan baik.
Proposal ini disusun sebagai pedoman dalam usaha budidaya mentimun, khususnya pada daerah Temanggung yang sebagian besar mendatangkan mentimun dari luar daerah. Maka ini merupakan peluang bagi kami ( penulis ) untuk melakukan usaha budidaya mentimun agar dapat terlaksana dengan baik.
Kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan, rahmat, dan hidayah serta petunjuknya
2.      Bp Drs Pirwono , selaku kepala SMK N 1 TEMANGGUNG
3.      Bp Rofiun , selaku wali kelas 3 Agronomi 4
4.      Ibu Ida Loeh Sawitri , selaku guru mata diklat
5.      Orang tua yang selalu mendukung penyusun
6.      Dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya proposal ini
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna , maka dari itu kami senantiasa menerima kritik maupun saran yang berifat membangun yang dibutuhkan penyusun untuk menyempurnakan proposal di masa yang akan datang.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca bermanfaat.

Wassalammu alaikum Wr. Wb.

                                                                                     Temanggung, 16 Desember 2013
        Menetahui                                                                         Ketua penyusun
Guru Pembimbing


                                                                                                 ( SOFIYANTO )



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mentimun merupakan tanaman sayuran buah-buahan yang banyak juga dikonsumsi oleh masyarakat. Mentimun merupakan salah satu sayuran yang bisa diolah menjadi berbagai macam makanan dan juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk acar, untuk lalapan dan lain-lain. Selain itu mentimun juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi, sehingga mentimun ini tentunya sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan

Berdasarkan data FAO (2008) menunjukan bahwa produktivitas mentimun (ton/ha) di Indonesia bergerak secara fluktuatif.Berturut-turut produksi mentimun (ton/ha) pada tahun 2003 sampai 2006 adalah 9.86, 9.48, 10.4, 10.4. Berturut-turut ekspor mentimun dari tahun 2002 sampai 2006 adalah 527.972, 292.490, 121.810, 63.336,dan 229.532 (Deparemen Perdagangan, 2008). Hal ini kemungkinan disebabkan masih kurang intensif dan efisiennya budidaya mentimun yang dilakukan serta adanya serangan hama dan penyakit, selain itu dan juga belum terlalu banyak orang yang membudidayakannya. Padahal jika dengan cara yang baik dan benar, tentu saja budidaya mentimun ini akan menghasilkan hasil yang baik pula. Maka dengan itu kami mencoba untuk membudidayakannya agar setidaknya dapat memenuhi kebutuhan manusia.

1.2  Tujuan
Tujuan dari dilakukannya kegiatan budidaya ina antara lain yaitu :
1.      Untuk mencukupi / memenuhi kebutuhan manusia.
2.      Untuk mengetahui apakah budidaya mentimun ini dapat bermanfaat / berguna, dan tentunya menguntungkan.
3.      Dapat melakukan budidaya mentimun dengan tepat dan baik.
4.      Melatih kemampuan dalam berwirausaha.
1.4 Manfaat
1.      Diharapkan dengan adanya praktikum ini para siswa dapat mengetahui bagaimana cara teknis budidaya tanaman mentimun secara langsung.
2.      Diharapkan para siswa mampu memberikan perlakuan yang tepat pada tanaman yang dibudidaya dengan pengalaman langsung di lapangan yang diperoleh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Komoditas
Mentimun merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatu rmenyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah asa ltanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. Di kawasan ini diketemukan jenis mentimun liar yaitu Cucumis hardwichii Royle yang jumlah kromosomnya tujuh pasang (n = 14). Padahal jumlah kromosom mentimun pada umumnya adalah 2n = 2x = 24. Sumber genetik (plasma nuftah) mentimun yang lain diketemukan para ahli tanaman terdapat di Afrika Selatan. Dari kawasan India dan Afrika Selatan, pembudidayaan mentimun kemudian meluas kewilayah Mediteran. Mentimun merupakan tanaman herba setahun yang batangnya tumbuh menjala ratau merambat, berbulu halus dan berwarna hijau. Daunnya berwarna hijau,  kasar, berjari tiga hingga tujuh. Bunganya merupakan bunga tunggal berbentuk lonceng dengan warna kuning. Buahnya secara umum bulat memanjang. Untuk mentimun local buahnya agak bulat dan berwarna hijau pucat dan kuning setelah tua.

2.2 Karakteristik Komoditas
Mentimun (Cucumissativus L.; suku labu-labuanatau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya padausia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik. Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti  torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masakdan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.

2.3 Syarat Tumbuh
Ketimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhan nyamemerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun sebaiknya dirambatkan kepara-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara
a.              Iklim
Ø  Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut
Ø  Curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun
Ø  Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan
Ø  Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan
Ø  Suhu udara : 170 C - 230 C
Ø  Kelembapan : sedang
Ø  Penyinaran : sedang - tinggi
b.              Tanah
Ø  Tekstur : lempung
Ø  Drainase : baik
Ø  Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan tanah
Ø  Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah
Ø  Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8
Ø  Kesuburan : tinggi


2.4 Teknologi Produksi Komoditas
Perlakuan yang Diterapkan Komoditas
     Menurut ashari, 1995 teknologi produksi mentimun yang diterapkan meliputi :
a.      Persiapan Lahan      
            Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul untuk membuat guludan dengan tinggi antara 40-50 cm, lebar 60 cm, jarak antar guludan 40 cm.
Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu. Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan. Pemakaian mulsa plastik disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan pada saat penanaman biji mentimun, yaitu SP-36, NPK dan ZA. Dengan membuat lubang memakai tugal, lubangnya di dekat biji mentimun  yang ditanam.
b.      Penanaman
1.      Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 30 cm, masukkan biji mentimun dalam lubang dengan jumlah biji 3 biji perlubang sedangkan lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
2.      Benih ditanam sedalam 1 cm, 3 benih perlubang tanam.
3.      Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim    hujan dengan abu ditambah pupuk kandang.
4.      Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.
c.       Pemeliharaan tanaman

1)      Penjarangan dan Penyulaman
Selama 2 (dua) minggu setelah ditanam, mentimun harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.Bibit yang mati harus segera disulam.Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru.Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.Biji mentimun untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2)      Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 10 gr per tanaman atau 1 sendok teh untuk aplikasi pertama pada umur 12 hst. Sedangkan aplikasi kedua dan ketiga dengan dosis 20 gr pertanaman atau 1 sendok makan pada umur 25 dan 45 hst. Pupuk diletakkan pada jarak 10 – 20 cm dari tanaman.
3)      Pengairan
Pengairan diberikan setiap selesai pemupukan. Sedangkan pengairan rutin diberikan dengan melihat kondisi tanah di bawah mulsa.Pada musim hujan, yang harus diperhatikan adalah drainase yang harus terbuka untuk membuang air dari dalam areal tanaman.
4)      Pemasangan lanjaran atau pengajiran
Pemasangan lanjaran bisa dilakukan atau dipasang tanaman belum transplanting atau dipasang setelah 2 minggu tanam. Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak ke atas dan memperoleh sinar matahari secara optimal.Selain itu ajir juga berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan dan tempat menopang buah.Pengajiran dilakukan seawal mungkin (± 5 hari setelah tanam) agar tidak mengganggu dan merusak perakaran tanama.Tinggi ajir ± 2 meter.cara pengajiran yaitu: mengikat batang tanaman (di bawah daun pertama),  melilitkan tali kasur pada batang tanaman.
5)      Pembumbunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah dipangkal rumpun tanaman sehingga menutup rimpang yang mungkin muncul dipermukaan tanah.Dengan demikain, pembumbunan juag berarti memperluas wilayah tumbuh akar dan rimpang, sehingga daya tembus akar dan pembesaran rimpang menjadi makin leluasa.Dengan pembumbunan, partikel tanah yang besar dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.Kegiatan pembumbunan dalam budi daya tanaman bisa dilakukan bersama-sama dengan penyiangan.Saat dilakukan penyiangan, tanah-tanah disepanjang barisan tanaman ditimbunkan dipangkal rumpun tanaman. Cara ini sekaligus juga menciptakan parit-parit di atas bedengan yang akan semakin melancarkan drainase. Tanah yang tergenangi air dan terlalu lembab bisa memicu serangan penyakit sehingga tanaman mudah membusuk.Umunya kegiatan pembumbunan sampai panen tiba dilakukan sebanyak tiga kali. Namun, ditanah yang ringan kegiatan ini harus dilakukan agak sering, terutama setelah turun hujan yang bisa mengikis tanah dipangkal tanaman
6)      Pewiwilan dan Pengikatan     
Wiwil adalah pekerjaan membuang tunas-tunas yang tumbuh di ruas ke 3 atau 4. Dampak positif dari wiwil ini adalah mempercepat pertumbuahan tanaman ke atas disamping untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, Sedangkan fungsi ikat adalah agar tanaman dapat menjalar ke atas, sehingga tanaman dapat tumbuh tegak. Dengan ikat akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan dan panen.
7)      Penyiangan.
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma.


d.      Panen dan Pasca Panen
Tujuan kegiatan ini adalah agar mentimun yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan sehingga mentimun sampai ke konsumen tetap baik.
Agar kualitas hasil panen dari budidaya mentimun ini tetap terjaga, perlu dilakukan penanganan pascapanen dengan baik. Diantaranya penyortiran buah mentimun berdasarkan kualitas serta ukuran serta pengepakan/pengemasan yang baik. Selanjutnya buah mentimun siap diangkat untuk dipasarkan.

Timun mercedes dapat dipanen setelah tanaman berumur 38 – 40 hari sejak tanam. Buah yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 – 20 cm dengan berat antara 80- 120 gram. Buah yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 – 2,5 cm dengan berat 20 gram adalah buah kualitas super. Saat panen yang baik adalah pagi hari antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari antara pukul 15.00-17.00.
Ø  Sortasi
Kegiatan ini dilakukan memisahkan buah yang kurang baik bentuknya atau bengkok, busuk atau rusak dari buah yang baik. Untuk mentimun jepang dilakukan sortasi kualitas untuk sasaran pasaran swalayan, buah mentimum diklasifikasikan sesuai dengan kriteria kualitas yang diminta konsumen.
-          Kelas A: panjang 16-20cm, diameter 1,5 cm, bentuk buah bagus, lurus bulat dan mulus.
-          Kelas B: panjang 20-23cm, diameter 2,0 cm bentuk buah bagus, lurus, bulas dan Mulus
-          Kelas C: buah afkiran yang panjangnya lebih dari 23 cm.

Ø  Kemasan
Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Untuk memenuhi permintaan pasar swalayan, mentimun biasanya dikemas menggunakan plastik wrap-ing. Posisi buah diatur sedemikian rupa, baik secara berdiri maupun ditidurkan bersusun agar buah tidak patah pada saat pengangkutan ke pasar. Kritera di luar grade mentimun acar dan mentimun besar termasuk ke grade C dengan spesifikasi bentuk bengkok, kulit kurang mulus, tetapi performa buah segar. Buah yang termasuk grade C bisa langsung dikemas ke dalam karung jaring untuk dijual ke pasar tradisional.



BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan dan Fungsi
a.       Alat :
1.     Cangkul                  :Untukmenggemburkantanah
2.     Tugal                       :Untukmembuatlubang
3.     Gembor                   :Untukmenyiram
4.     Drum                      :Untuk mencampur pestisida
5.     Hand sprayer          : Untuk menyemprot pestisida

b.      Bahan :
1.     BenihMentimun (Mercy) : Bahantanam
2.     Pupuk Urea                         : UntukmenambahUnsur N padatanah
3.     Pupuk Sp36                                    : UntukmenambahUnsur P padatanah
4.     PupukKCl                           : UntukmenambahUnsur K padatanah
5.     Air                                      : Untukmenyiramtanaman














Analisa ekonomis

Untuk 500 Tanaman
A.     BIAYA TETAP
1.      Sewa lahan                                                                  =   Rp    300.000
2.      Hand sprayer  1 buah @ 300.000 X 6/48                   =   Rp      37.500
3.      Drum  1 buah             @ 130.000 X 6/48                   =   Rp      16.250
4.      Gembor1 buah                         @ 50.000    X 6/36                  =   Rp        8.500

JUMLAH         =   Rp    362.200


B.     Biaya variable
1.      Persiapan lahan:
a)      Pengolah tanah 2HOK @35000                             =   Rp    70.000
b)      Pupuk kandang 50 kg @ 250/kg                            =   Rp    22.500
c)      Dolomit 100 kg @200 / kg                                                 =   Rp    20.000
d)      Mulsa plastik 0,5 rol @450.000 : 2                                    =   Rp  112.500
e)      Pupuk an organik :
Ø  Urea 5 kg           @ 2.000/kg      =   Rp    10.000
Ø  Sp 36 5 kg         @ 2.000/kg      =   Rp    10.000
Ø  Kcl 10 kg           @ 2.000/kg      =   Rp    20.000
f)       Bambu untuk mulsa 1 btang                      @ 10.000         =   Rp    10.000

JUMLAH         =   Rp  275.000

2.      Penanaman dan pemeliharaan
a)      Benih 2 pack                                  @ 30.000/pack            =  Rp      60.000
b)      Pembuatan lubang tanam  1 HOK @ 25.000/HOK           =  Rp      25.000
c)      Penanaman 2 HOK                                    @ 25.000/HOK           =  Rp      50.000
d)      Penyulaman 1 HOK                       @ 25.000/HOK           =  Rp      25.000
e)      Ajir 500 btng                                  @ 400/batang  =  Rp    200.000
f)       Tali rafia                                                                =  Rp      10.000
g)      Pemasagan ajir 2 HOK                   @ 25.000/HOK           =  Rp      50.000
h)      Pemupukan susulan 3 x 1 HOK     @ 25.000/HOK           =  Rp      75.000
i)        Pupuk susulan  :
Ø  Urea 5 kg                     @ 2000/kg       =  Rp      10.000
Ø  Kcl 5 kg                       @ 3000/kg       =  Rp      15.000
Ø  Npk phonska 5 kg       @ 3000/kg       =  Rp      15.000
j)        Penyemprotan 10 x 1 HOK                       @ 30.000/HOK           =  Rp    300.000
k)      Pestisida                                                                 =  Rp    200.000
l)        Penyiangan 3 x 2 HOK                  @ 30.000/HOK           =  Rp    180.000

JUMLAH         =  Rp 1.225.000


3.      Panen, penyortiran, pengepakan
Ø  15 HOK                                         @ 25.000/HOK           =  Rp     375.000
            GRAND TOTAL BIAYA = Rp 2.212.200
KEUNTUNGAN
500/Pohon X 3 kg/Pohon = 1.500 à1.500 X Rp 3.000 /kg = Rp 4.500.000
Keuntungan bersih = 4.500.000 – 2.212.200   = Rp 2.288.000
R/C =4.500.000 / 2.212.200 = 2,034


























BAB IV. PENUTUP

A.      Kesimpulan
            Dari semua hal yang telah dibahas. kemudian dapat ditarik kesimpuln bahwa yang di harapkan dalam proposal usaha budidaya mentimun yaitu agar dapat tercapai hasil yang optomal maka pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur kerja . kemudian dari pembahasan proposal ini, Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan budidaya tanaman dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang akan berguna bagi msasa yang akan datang .
            Sebagai gamabaran usaha budidaya mentimun 500 tanaman ini merupakan usaha budidaya yang menguntungkan karena hasilnya sangat baik dan mempunyai nilai R/C yaitu 2,03

B.Saran
            Agar hasil dalam pelaksanaan budidaya ini dapat memperoleh hasil yang baik dan optomal maka alangkah baiknya proses budidaya mentimun ini dilakukan sesuai dengan apa yang harus dilakukan, yaitu sesuai dengan prosedur budidaya mentimun yang benar. Selain itu utamakan tujuan budidaya ini untuk memenuhi kebutuhan manusia agar kita tidak mentargetkan keuntungan / hasil yang terlalu banyak. Karena jika hal itu terjadi maka dalam proses budidaya belum tentu akan berhasi dan biasa jadi akan menimbulkan kerugian.