Jumat, 15 Agustus 2014

ekstraksi



Ekstrasi
A.    Metode Basah
Ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica.
B.     Fermentasi
Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310 C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan
C.    Mekanis
Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging buahnya akan kurang efisien jika menggunakan tenaga manual. Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp yang mengandung inhibitor.
D.    Kimiawi
Menggunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan dosis 5 liter HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan untuk merendam pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp akan mengambang dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar wadah. Setelah dipisahkan benih dicuci dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat netral (dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus).
Pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan menggunakan sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang digunakan oleh perusahaan benih, pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara cepat degan menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan, dibiarkan selama 1-2 jam. Namun jika tidak dilakukan secara tepat perlakuan dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan daya kecambah .
Memanfaatkan kapur tohor sebagai bahan untuk ekstraksi basah menunjukkan bahwa pada konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama perendaman 30 menit memberikan potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih manggis. Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdagung dan berair sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan dalam ekstraksi benih ketimun. Adapun keuntungan dari penggunaan kapur tohor adalah prosesnya berjalan cepat, harganya murah 2000/kg dapat mencegah terjadinya pembusukan yang dapat mempengaruhi kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan perubahan warna.
E.     Metode Kering
Ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin.
Manfaat Ekstraksi Benih
  • Memisahkan benih dari buah
  • Memisahkan benih dari kotoran lainnya
  • Meningkatkan kemurnian benih.
Tujuan Pengeringan
Mengurangi kadar air benih sampai batas aman terutama yang berada di daerah bersuhu dan kelembaban tinggi dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti.
 Metode Pengeringan
Pengeringan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  • Pengeringan dalam karung (bag driers)
Pengeringan benih dalam karung dilakukan bila benih yang akan dikeringkan berasal dari banyak varietas atau bila volume benih yang diproduksi kecil. Karung yang digunakan terbuat dari bahan yute, sehingga dapat dilalui udara untuk proses pengeringan.
  • Pengeringan dalam Kotak (box driers)
Pengeringan dalam kotak merupakan modifikasi dari bag driers dan metode yang paling lazim digunakan dalam pengeringan benih. Bahan box berupa bahan lokal yang dimasukan ke dalam wadah dari logam yang berlubang-lubang atau kawat.
  • Bin driers
Dilakukan jika benih yang diperoleh berasal dari bulk dengan jumlah lebih dari 5 ton
  • Flat storage drying
Jika benih yang dihasilkan banyak dan hanya satu varietas saja
Pengeringan secara alami (natural drying)
Pengeringan ini dilakukan penjemuran dengan panas matahari secara langsung. Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.
Pengeringan buatan (artificial drying)
Pengeringan ini dengan mesin atau alat dapat dilakukan, apabila :
a. Mencapai maksud pengeringan sesuai yang diharapkan;
b. Tercapai pengeringan tanpa tergantung pada kondisi cuaca;
c. Kualitas benih terjaga.
Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.
Manfaat Pengeringan
  • Meningkatkan daya simpan benih.
  • Mempertahankan viabilitas benih.
  • Menghasilkan benih berkualitas
  • Mempertahankan daya fisiologi benih.
  • Menambah nilai ekonomis.
Diakses Pada Hari Rabu, 29 Mei 2013 pukul 17.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar