Ekstrasi
A.
Metode Basah
Ekstraksi basah dilakukan terhadap
jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia
azedarach dan Azadirachta indica.
B. Fermentasi
Benih yang telah dipisahkan dari
daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan
sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang
digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap
asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama
fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila
fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka
diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C,
dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan.
Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa
pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih
akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp
perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih
dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai
dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut
dikering anginkan pada suhu 310 C hingga diperoeh kadar air tertentu
sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan
C. Mekanis
Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging buahnya akan kurang
efisien jika menggunakan tenaga manual. Proses pembijian dilakukan dengan
menggunakan mesin (seed extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan
membersihkan benih dari pulp
yang mengandung inhibitor.
D. Kimiawi
Menggunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan dosis 5
liter HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan
untuk merendam pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp
akan mengambang dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar wadah.
Setelah dipisahkan benih dicuci
dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat netral (dapat dicek dengan
menggunakan kertas lakmus).
Pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan
menggunakan sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang
digunakan oleh perusahaan benih,
pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara cepat degan
menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan, dibiarkan selama 1-2 jam. Namun
jika tidak dilakukan secara tepat perlakuan dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan daya
kecambah .
Memanfaatkan kapur tohor sebagai
bahan untuk ekstraksi basah menunjukkan bahwa pada
konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama perendaman 30 menit memberikan
potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih
manggis. Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdagung dan berair
sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan dalam ekstraksi benih ketimun. Adapun keuntungan dari penggunaan kapur tohor
adalah prosesnya berjalan cepat, harganya murah 2000/kg dapat mencegah
terjadinya pembusukan yang dapat mempengaruhi kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan perubahan
warna.
E. Metode Kering
Ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah
berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang
memiliki daging buah yang kering
(Swietenia macrophylla) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin.
Manfaat
Ekstraksi Benih
- Memisahkan benih dari buah
- Memisahkan benih dari kotoran lainnya
- Meningkatkan kemurnian benih.
Tujuan
Pengeringan
Mengurangi kadar air benih sampai
batas aman terutama yang berada di daerah bersuhu dan kelembaban tinggi dimana
perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti.
Metode Pengeringan
Pengeringan
benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Pengeringan dalam karung (bag driers)
Pengeringan benih dalam karung
dilakukan bila benih yang akan dikeringkan berasal dari banyak varietas atau
bila volume benih yang diproduksi kecil. Karung yang digunakan terbuat dari bahan
yute, sehingga dapat dilalui udara untuk proses pengeringan.
- Pengeringan dalam Kotak (box driers)
Pengeringan dalam kotak merupakan
modifikasi dari bag driers dan metode yang paling lazim digunakan dalam
pengeringan benih. Bahan box berupa bahan lokal yang dimasukan ke dalam wadah
dari logam yang berlubang-lubang atau kawat.
- Bin driers
Dilakukan
jika benih yang diperoleh berasal dari bulk dengan jumlah lebih dari 5 ton
- Flat storage drying
Jika benih
yang dihasilkan banyak dan hanya satu varietas saja
Pengeringan
secara alami (natural drying)
Pengeringan ini dilakukan penjemuran dengan panas matahari
secara langsung. Perlu penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh
suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.
Pengeringan
buatan (artificial drying)
Pengeringan ini dengan mesin atau alat dapat dilakukan, apabila :
a. Mencapai maksud pengeringan sesuai yang diharapkan;
b. Tercapai pengeringan tanpa tergantung pada kondisi cuaca;
c. Kualitas benih terjaga.
Pengeringan ini dengan mesin atau alat dapat dilakukan, apabila :
a. Mencapai maksud pengeringan sesuai yang diharapkan;
b. Tercapai pengeringan tanpa tergantung pada kondisi cuaca;
c. Kualitas benih terjaga.
Perlu
penanganan aktif, untuk menghindari :
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.
a. Pengaruh suhu yang tinggi
b. Pengeringan tidak merata
c. Kulit benih pecah-pecah.
Manfaat
Pengeringan
- Meningkatkan daya simpan benih.
- Mempertahankan viabilitas benih.
- Menghasilkan benih berkualitas
- Mempertahankan daya fisiologi benih.
- Menambah nilai ekonomis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar