Uji Kadar Air Benih
1. Tujuan Penetapan Kadar Air Benih
Penetapan kadar air benih bertujuan untuk :
Untuk mengetahui kadar air benih
dengan menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian,
Untuk membandingkan kualitas benih
antar seed lot
Untuk menduga storabilitas benih
Untuk menentukan apakah nilai kadar
air benih memenuhi peraturan yang berlaku.
2. Pengertian Kadar Air
Yang dimaksud dengan kadar air benih
adalah berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih.
3. Peralatan
Penetapan Kadar Air Benih
Peralatan
yang diperlukan untuk penetapan kadar air benih tergantung metode yang
digunakan, antara lain :
Alat
penghancur benih (grinding mill)
Oven listrik yang dilengkapi dengan
thermostat dan thermometer dengan
ketelitian 0,5 ⁰C,
Wadah dari bahan porselin lengkap
dengan tutup,
Penjepit asbes dan sarung tangan,
Desikator
Timbangan analitik (ketelitian
hingga 0,001 g),
Saringan
Alat pengukur kadar air metode cepat
4. Pengaruh
Kadar Air terhadap Kualitas dan Daya Simpan Benih
Benih sebagai organisma hidup, baik yang mengandung
karbohidrat (serealia) ataupun minyak seperti halnya benih kacang-kacangan,
penyimpanannya sangat ditentukan oleh pengaruh kadar air benih, jenis
benih, tingkat kematangan, serta temperature penyimpanan. Jadi dalam penyimpanannya (sebagai organisme
hidup yang melakukan respirasi). Dalam
proses respirasi ini menghasilkan panas dan air dalam benih, maka makin tinggi
kadar airnya respirasi dapat berlangsung dengan cepat yang dapat berakibat :
Berlangsungnya perkecambahan, karena
didukung oleh kelembaban lingkungan yang besar / tinggi.
Kelembaban lingkungan yang tinggi
merupakan lingkungan yang cocok bagi organisme perusak misalnya jamur, dengan
demikian benih akan banyak mengalami kerusakan.
Benih akan mengalami kecepatan
kemundurannya tergantung dari tingginya kadar air dan suhu. Hal ini dapat dijadikan patokan sebagai
berikut :
Bagi tiap terjadinya penurunan 1 %
pada kadar air benih, umur benih akan bertahan sampai 2 kali,
Bagi tiap terjadinya penurunan 5 ºC
suhu dalam penyimpanannya, umur benih akan bertahan sampai 2 kali.
“Artinya benih dengan kadar air 14 % apabila dibandingkan
dengan benih yang berkadar air lebih kecil sampai batas 5 %, ternyata yang
berkadar air lebih kecil akan dapat mengurangi kecepatan terjadinya
kemunduran. Jelasnya benih yang berkadar
air lebih kecil dari 14 % umurnya akan lebih panjang. Yang berkadar air 13 % akan dapat bertahan
sampai 2 kali, yang berkadar air 12 % akan dapat bertahan sampai 4 kali
dibandingkan dengan yang berkada r air 14 %.
Pemeliharaan kadar air benih agar paling tidak tetap
berkisar antara 14 % dan 5 % adalah merupakan perlakukan yang
mantap. Kemampuan hidup Jamur yang dapat
mematikan benih adalah pada kadar air di atas 14 %, sedangkan benih yang berkadar di bawah 5 %
dapat dipercepat kemundurannya dikarenakan reaksi-reaksi fisiokimiawi. Untuk menurunkan kadar air di bawah 5 %,
sesungguhnya mengeluarkan air yang meruipakanan bagian dari susunan kimiawi
benih. Untuk menguranginya perlu dibantu
dengan sedikit perusakan pada jaringan benih, sehingga dapat menurunkan
viabilitas benih.
5. Metode
Pengujian Kadar Air
Cara
pengujian kada air secara garis besarnya dapat digolongkan atas dua metode,
yaitu : Metode Dasar / standart dan
Metode Praktis. Pada metode
dasar antara lain termasuk metode tungku (oven
method). Metode dasar terdapat dua
cara yaitu ; pertama metode oven dengan suhu rendah konstan (105 ºC), dan kedua
dengan metode oven dengan suhu tinggi konstan (130 ºC). Pada metode praktis adalah dengan menggunakan
“Moisture Tester”. Pemilihan metode pengujian kadar air
tersebut tergantung dari ketersiaan alat dan jenis benihnya.
a. Metode
Oven dengan Suhu Rendah Konstan (103 + 2) ºC
Metode
oven dengan suhu rendah konstan (103 + 2 ) ºC dilakukan untuk benih-benih seperti pada
Tabel 1.
Penetapan
kadar air dengan metode ini dilakukan dengan cara :
Membersihkan alat dan cawan sebelum
dipakai, jika wadah (cawan dan tutup) basah maka dipanaskan terlebih dahulu
dengan oven suhu 130 ºC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikataor;
Menyalakan oven dan mengatur suhunya
hingga mencapai (103 + 2) ºC,
Timbang cawan dan tutup sebelum
digunakan (M1),
Lakukan penghancuran ukuran benih
yang besar dengan cara penggilingan dengan grinder atau diiris,
Timbang contoh kerja sesuai dengan
diameter wadah,
Masukkan contoh kerja kedalam cawan
dan timbang beserta tutupnya (M2),
Masukkan cawan berisi contoh kerja
dan tutup tersebut ke dalam oven,
Buka tutup cawan, dan letakkan
masing-masing tutup cawan disampingnya,
Keringkan pada suhu (103 + 2)
ºC selama (17 + 1) jam,
Bila sudah selesai cawan ditutup, dan
keluarkan dari oven dinginkan di dalam desikator selama 30 – 45 menit.
Timbang cawan beserta isi dan tutup
(M3),
Hitung kadar air benih,
Saat
mengerjakan penetapan kadar air ini, kelembaban udara nisbi laboratorium harus
kurang dari 70 %.
Tabel
1. Jenis tanaman yang mengunakan metode
oven suhu rendak konstan (103 + 2) ºC.
|
No
|
Nama
Latin
|
Nama
Indonesia
|
Waktu
(Jam)
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Allium
cepa
Arachis
hypogaea *)
Brassica
Capsicum
spp
Glycine
max *)
Gossypium
spp
Solanum
melongena
Sesanum
indicum
Raphanus
sativus
Ricinus
communis *)
All
tree species
|
Bawang
Kacang
Tanah
Kool,
Petsai, Sawi
Cabe
Kedelai
Kapas
Terong
Wijen
Lobak
Jarak
Semua
tanaman pohon
|
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
|
*)
Benih harus dihancurkan
b. Metode
Oven Suhu Tinggi KOnstan (130 – 133) ºC
Metode
oven dengan suhu tinggi konstan (130 – 133) ºC, dilakukan untuk benih-benih
seperti pada Tabel 2.
Prosedur
penetapan kadar air dengan metode ini sama dengan metode oven suhu rendah
konstan, namun untuk jagung suhu oven diatur pada (130 – 133) ºC selama 4 jam,
dan untuk serealia lainnya 1 – 2 jam.
Tabel
1. Jenis tanaman yang mengunakan metode
oven suhu tinggi konstan (130 -133) ºC.
|
No
|
Nama
Latin
|
Nama
Indonesia
|
Waktu
(Jam)
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
|
Apium
graveolens
Asparagus
officinalis
Beta
vulgaris
Citrulullus
lanatus
Cucumis
spp
Cucurbita
spp
Daucus
carota
Hordeum
vulgare *)
Lactuca
sativa
Lycopersicum
esculentum
Nicotiana
tabacum
Oryza
sativa *)
Pisum
sativum *)
Phaseolus
spp *)
Panicum
spp
Sorghum
spp *)
Spinacia
oleracea
Triticum
spp *)
Vigna
spp *)
Zea
mays *)
|
Seledri
Asparagus
Bit
gula
Semangka
Mentimun
Waluh
Wortel
Jelai
Selada
Tomat
Tembakau
Padi
Kcg.
Kapri
Kc.
Hijau, buncis
Rumput
gajah
Sorgum
Spinach
Gandum
Kc.
Panjang (kc. Tunggak)
Jagung
|
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
1,0
2,0
1,0
2,0
1,0
4,0
|
c. Metode
Cepat
Metode
cepat atau metode praktis dilakukan dengan menggunakan moisture meter /
moisture tester / grain moisture meter (alat pengukur kadar air).
Untuk
penetapan metode cepat dengan moisture meter alat harus dikalibrasi terlebih
dahulu, dan kalibrasi ini harus rutin dilakukan satu tahun sekali.
Contoh
pengecek kalibrasi dilakukan pada lima (5) tingkat kadar air, sedikitnya dua
varietas. Kelima tingkat tingkat kadar
air tersebut harus mencakup kisaran / skala pada moisture meter. Sebagai acuan kalibrasi digunakan metode
oven. Rata-rata dari 2 (dua) nilai
dianggap sebagai nilai benar (True value), apabila perbedaan keduanya tidak lebih
dari 0,3 %. Bila perbedaan lebih dari
0,3 %, kalibrasi harus diulang.
6. Toleransi
Perbedaan
hasil perhitungan penetapan kadar air yang dihasilkan pada 2 ulangan tidak
boleh lebih dari 0,2 %. Jika lebih dari
0,2 % maka peneapan kadar air diulang.
7. Laporan
Hasil
penetapan kadar air dinyatakan dalam persentase dan ditulis dalam satu decimal
serta mencantumkan metode yang digunakan.
Apabila penetapan kadar air dengan menggunakan moisture meter, maka
dalam laporan hendaknya disebutkan merek dan tipenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar